Aspek – aspek Utama dari Kebudayaan Suku Asmat
official-moveandflex.com – Suku Asmat dari Papua memiliki kebudayaan yang sangat kaya dan unik. Mereka terkenal di seluruh dunia, terutama karena seni ukir kayunya yang luar biasa.
Berikut adalah beberapa aspek utama dari kebudayaan Suku Asmat:
-
Seni Ukir dan Patung
- Suku Asmat di kenal sebagai ahli ukir kayu tradisional yang andal. Uniknya, mereka sering mengukir tanpa membuat pola atau sketsa terlebih dahulu.
- Ini adalah salah satu artefak terpenting mereka. Patung tonggak kayu setinggi 5-8 meter ini di ukir untuk menghormati roh nenek moyang atau kerabat yang telah meninggal, terutama mereka yang meninggal karena di bunuh. Upacara yang menyertainya disebut Mbismbu.
-
Rumah Adat
- Merupakan rumah adat yang sakral dan berfungsi sebagai pusat kegiatan religius, musyawarah, dan juga tempat berkumpulnya para pemuda yang belum menikah (bujang). Rumah ini harus menghadap ke arah matahari terbit.
- Rumah tinggal yang di kelilingi oleh Jew.
-
Kepercayaan dan Upacara Adat
- Suku Asmat sangat meyakini adanya roh-roh nenek moyang (bi) yang harus di puja. Mereka percaya diri mereka adalah keturunan dewa Fumeripitsj yang merupakan pengukir pertama.
- Tradisi mengawetkan jasad (mumifikasi) kepala suku atau kepala adat untuk di pajang di depan rumah adat sebagai bentuk penghormatan.
- Upacara pembuatan dan pengukuhan perahu lesung (di sebut juga rumah lesung) yang di adakan setiap lima tahun sekali. Perahu ini dihias dengan ukiran dan warna khusus.
-
Kesenian dan Pakaian
- Tarian cepat yang dulunya di lakukan untuk membangkitkan semangat prajurit sebelum berperang. Kini juga di gunakan untuk menyambut tamu.
- Terbuat dari bahan-bahan alam seperti daun, serat, dan akar bahar. Mereka juga sering menghiasi tubuh dengan warna yang berasal dari alam, seperti merah (tanah merah), hitam (arang), dan putih (kulit kerang).
- Tas anyam khas yang di gunakan untuk membawa barang.
-
Sistem Masyarakat dan Mata Pencaharian
- Sistem kemasyarakatan yang di pimpin oleh seorang pemimpin yang pandai berdiskusi dan mengambil inisiatif.
- Umumnya menganut sistem kekerabatan monogami.
- Terutama meramu sagu (sebagai makanan pokok), berburu binatang kecil (seperti babi hutan), dan mencari ikan. Pembagian tugas, di mana laki-laki menebang sagu dan perempuan mengolahnya.